PENDEKATAN ILMIAH DAN ALTERNATIF UNTUK INVESTIGASI


1)      Pengertian Investigasi Ilmiah

Penelitian ilmiah atau investigasi ilmiah berfokus pada pemecahan masalah dan mengikuti metode langkah demi langkah yang logis, terorganisasi, dan teliti untuk mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menganalisisnya dan menarik kesimpulan yang valid dari hal tersebut. Dengan demikian, penelitian ilmiah tidak didasarkan pada firasat, pengalaman, dan intuisi, tetapi penelitian ilmiah dilakukan dengan tujuan yang jelas dan teliti. Selain itu, investigasi ilmiah cenderung lebih objektif daripada subjektif, dan membantu manajer untuk menyoroti faktor yaang paling penting di tempat kerja yang memerlukan perhatian khusus untuk menghindari, memperkecil, atau menyelesaikan masalah.

2)      Ciri-ciri Penelitian Ilmiah

a.                   Tujuan yang Jelas
                        Manajer memulai penelitian dengan sasaran atau tujuan yang jelas. Fokusnya adalah meningkatkan komitmen karyawan terhadap organisasi, karema hal tersebut akan memiliki banyak manfaat. Peningkatan komitmen karyawan akan terwujud dalam berkurangnya pergantian, absensi, dan meningkatnya level kinerja.
b.                   Teliti
Ketelitian mengandung arti kehati-hatian, kecermatan dan tingkat ketepatan dalam investigasi penelitian. Penelitian yang teliti memerlukan dasar teori yang baik dan metodologi yang dipikirkan dengan baik. Faktor-faktor tersebut membuat peneliti dapat mengumpulkan jenis informasi yang benar dari sampel yang tepat dengan tingkat bias minimum.
c.                   Dapat Diuji
Ciri dapat diuji adalah kualitas yang berhubungan dengan hipotesis studi. Hipotesis merupakan pernyataan sementara dan dapat diuji yang memprediksikan apa yang ingin ditemukan dalam data empiris. Hipotesis ilmiah harus dapat diuji. Penelitian ilmiah dianggap sebagai cara untuk menguji hipotesis yang disusun secara logis dan melihat apakah data mendukung perkiraan yang matang atau hipotesis yang dibuat setelah studi yang mendalam terhadap situasi masalah.
d.                  Dapat Diulang
Pengulangan menunjukkan bahwa hipotesis kita tidak hanya bersifat kebetulan, tetapi merupakan refleksi dari keadaan populasi yang sebenarnya. Hasil uji hipotesis tersebut harus terus didukung ketika jenis penelitian yang sama diulang dalam keadaan yang mirip. Pengulangan dapat dilakukan berdasarkan deskripsi terperinci dari rincian desain studi, seperti metode pengambilan sampel dan metode pengumpulan data yang digunakan.

e.                   Ketepatan dan Keyakinan
Ketepatan mengacu pada kedekatan temuan dengan “realitas” berdasarkan sampel. Dengan kata lain, ketepatan mencerminkan tingkat keakuratan atau kebenaran hasil berdasarkan sampel, terkait dengan apa yang benar-benar ada di alam semesta. Sedangkan keyakinan mengacu pada probabilitas bahwa estimasi kita tepat. Karena itu, teliti saja tidak cukup, tetapi juga penting bahwa kita dapat dengan yakin menegaskan bahwa hasil kita 95% benar dan kemungkinan salahnya hanya 5%. Semakin dekat batas kita dapat mengestimasi rentang prediksi dan semakin besar keyakinan kita terhadap hasil penelitian, maka semakin berguna dan ilmiah penemuan tersebut.
f.                    Objektivitas
Kesimpulan yang ditarik dari interpretasi hasil analisis data harus objektif, yaitu harus berdasarkan fakta-fakta dari temuan yang berasal dari data aktual, dan bukan nilai-nilai subjektif atau emosional kita. Semakin objektif interpretasi data, semakin ilmiah investigasi penelitian.
g.                   Dapat Digeneralisasi
Dapat digeneralisasi mengacu pada cakupan penerapan temuan penelitian dalam satu konteks organisasi ke konteks organisasi lainnya. Untuk generalisasi yang lebih luas, desain pengambilan sampel penelitian harus disusun secara logis dan dalam metode pengumpulan data perlu diikuti secara cermat.
h.                   Hemat
Sifat ekonomis dalam penelitian akan tercapai ketika kita dapat memasukkan lebih sedikit jumlah variabel yang menjelaskan varians secara jauh lebih efisien ke dalam kerangka penelitian, dibanding rangkaian variabel kompleks yang hanya sedikit menambah varians yang dijelaskan.

3)      Metode Hipotesis-Deduktif
~Proses tujuh langkah dalam metode hipotesis-deduktif :
a.                   Mengidentifikasi Bidang Masalah yang Luas
Penurunan penjualan, gangguan produksi, hasil akuntansi yang salah, investasi dengan sedikit hasil, ketidaktertarikan karyawan terhadap pekerjaan mereka, dapat dengan mudahmenarik perhatian manajer dan menyebabkan proyek penelitian.
b.                   Menentukan Rumusan Masalah
Untuk menemukan solusi masalah yang terindentifikasi, rumusan masalah yang memiliki tujuan umum dan pertanyaan penelitian harus dibuat. Mengumpulkan informasi awal terkait faktor-faktor yang mungkin berhubungan dengan masalah akan membantu peneliti untuk mempersempit bidang masalah yang luas dan menentukan rumusan masalah.



c.                   Membuat Hipotesis
Hipotesis ilmiah harus memenuhi dua kriteria. Kriteria pertama adalah hipotesis harus dapat diuji (testable). Kriteria kedua yang menjadi salah satu prinsip utama dari metode hipotesis-deduktif adalah hipotesis harus dapat dibuktikan (falsiable).
d.                  Menentukan Ukuran
Untuk menguji hipotesis bahwa karyawan yang tidak tanggap memengaruhi customer switching, kita perlu membuktikan ketidaktanggapan dan customer switching.
e.                   Pengumpulan Data
Setelah menentukan cara untuk mengukur variabel, kita perlu mendapatkan data yang berkaitan dengan setiap variabel dalam hipotesis. Data tersebut kemudian membentuk dasar untuk menganalisis data.
f.                    Analisis Data
Dalam tahap analisis, data yang dikumpulkan dianalisis secara statistik untuk melihat apakah hipotesis yang dibuat mendukung.
g.                   Interpretasi Data
Untuk mengetahui hipotesis mendukung atau tidak, kita dapat menginterpretasikan arti dari analisis data.

~Tinjauan Metode Hipotesis-Deduktif :

Dalam penalaran deduktif kita mulai dengan teori umum, kemudian menggunakan teori tersebut untuk kasus spesifik. Sedangkan penalaran induktif merupakan arah yang berlawanan, hal ini adalah proses di mana kkita mengamati fenomena tertentu sampai pada kesimpulan umum. Pengujian hipotesis bersifat induktif karena kita menguji apakah teori umum yang mampu menjelaskan masalah tertentu, masalah yang menyebabkan proyek penelitian.

4)      Beberapa Hambatan untuk Melakukan Penelitian Ilmiah dalam Bidang Manajemen
Dalam bidang manajemen dan perilaku, tidak selalu memungkinkan untuk melakukan investigasi yang 100% ilmiah, tidak seperti dalam ilmu pasti, hasil yang diperoleh tidak akan eksak dan bebas kesalahan.hal ini terutama karena kesulitan  yang dihadapi dalam pengukuran dan pengumpulan datapada area subjektif seperti perasaan, emosi, sikap, dan persepsi. Kesulitan juga mungkin dihadapi saat mendapatkan sampel yang mewakili, yang membatasi generalisasi temuan. Dengan demikian, tidak sepenuhnya untuk memenuhi semua ciri ilmiah.



5)      Pendekatan Alternatif untuk Penelitian
a.                   Positivisme
Dalam pandangan positivist, dunia, ilmu pengetahuan, dan penelitian ilmiah dipandang sebagai cara untuk mendapatkan kebenaran. Para positivist memerhatikan ketelitian dan sifat dapat diulang dari  penelitian mereka. Mereka menggunakan penalaran deduktif untuk menyatakan teoori yang dapat mereka uji dengan desai penelitian tetap yang ditentukan sebelumnya dan ukuran yang objektif.
b.                   Constructionism
Constructionism menolak keyakinan positivist bahwa ada kebenaran objektif. Constructionism  tidak mencari kebenaran objektif. Mereka berusaha untuk memahami aturan yang digunakan oleh orang-orang untuk memahami dunia dengan menyelidiki apa yang terjadi di pikiran manusia.
c.                   Realisme Kritis
Realisme kritis adalah kombinasi keyakinan terhadap realitas eksternal (kebenaran objektif) dengan penolakan terhadap klaim bahwa realitas eksternal dapat diukur secara objektif; observasi (terhadap fenomena yang tidak dapat diamati dan diukur secara langsung, seperti kepuasan, motivasi, budaya) akan selalu menjadi subjek interpretasi.
d.                  Pragmatisme
Penganut paham pragmatisme merasa bahwa penelitian pada fenomena objektif yang dapat diobservasi dan makna subjektif dapat menghasilkan pengetahuan yang berguna, tergantung pada pertanyaan studi. Pragmatisme berfokus pada penelitian terapan praktis di mana sudut pandang yang berbeda dalam penelitian dan subjek pada studi tersebut berguna dalam penyelesaian masalah (bisnis). Dengan demikian, paham pragmatisme menekankan pada sifat penelitian yang dibangun secara sosial, peneliti yang berbeda dapat memiliki ide dan penjelasan yang berbeda tentang apa yang terjadi di sekitar. Penganut paham pragmatisme menekankan hubungan antara teori dan praktik.


Daftar Pustaka : Sekaran Uma, Bougie Roger. 2017. metode penelitian untuk bisnis edisi 6. Jakarta: Salemba Empat.

Comments

Popular posts from this blog

Contoh Pemimpin Transaksional di Bidang Sosial yang Ada di Indonesia

Contoh Pemimpin Transformasional di Bidang Sosial