Contoh Pemimpin Transaksional di Bidang Sosial yang Ada di Indonesia
1.
Basuki Tjahaja Purnama
Basuki Tjahaja Purnama, sebut saja mantan Gubernur DKI Jakarta atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ahok. Ahok adalah tipe pemimpin Transaksional dimana beliau memperlakukan bawahannya dengan memberikan reward dan punishment yang jelas. Beliau dapat menjadi contoh yang baik agar para bawahannya menjadi lebih baik. Beliau memiliki sifat yang jujur, berani melawan pihak yang korupsi, transparan atau auditable. Salah satu contoh sikap transparan yang ditunjukkan adalah semua yang menyangkut uang rakyat informasinya selalu disampaikan ke masyarakat secara terbuka dan bisa dipertanggung jawabkan, sehingga rakyat dapat mengetahui jika Ahok memimpin DKI Jakarta untuk kepentingan rakyat.
Ahok juga menyampaikan
informasi ke masyarakat dengan cara saat Ahok mengadakan rapat, rapat tersebut
disiarkan di youtube, sehingga masyarakat dapat mengetahui jalannya rapat dan
hasil keputusan rapat. Ahok juga memiliki sifat kepemimpinan yang tegas dan
memiliki visi yang jelas, yakni membenahi DKI Jakarta dan memikirkan
kepentingan rakyat banyak.
Dengan sikap inilah
seorang Ahok dapat memimpin dan meyakinkan masyarakat untuk mengikuti
aturan-aturan yang telah ditetapkan meskipun dengan caranya yang tegas, bahkan
cenderung keras, dan cara yang dilakukan Ahok ini terbukti berhasil dalam
mengatur warga Jakarta.
2.
Djarot Saiful Hidayat
Dajrot Saiful Hidayat, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dalam pembasmian tikus di ibukota, ia mengajak warga untuk bersama-sama memburu dan membasmi tikus-tikus got yang ada di permukiman penduduk. Dalam gerakan ini warga diminta untuk memburu tikus-tikus got yang ada di lingkungan tempat tinggalnya. Ia pun meminta seluruh lurah di Ibu Kota mengampanyekan gerakan itu.
Mantan Wakil Gubernur
DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan lebih baik mengumpulkan tikus liar
kemudian memberikan imbalan kepada si penangkap dibandingkan dengan
menghambur-hamburkan uang untuk memasang spanduk untuk berkampanye.
Dia menjelaskan, untuk
mempercepat penangkapan tikus yang menyebabkan banyak penyakit, pemprov akan
memberikan upah Rp 20 ribu untuk satu tikus yang ditangkap. Imbalan itu ia
berikan dari uang operasionalnya sendiri. Bahkan ia tidak membatasi jumlah
tikus yang harus ditangkap. Dalam pemburuan tikus, warga dilarang menggunakan
racun tikus. Adanya larangan disebabkan kekhawatiran akan salah sasaran. Djarot
mengatakan, GBT berada di bawah koordinasi Dinas Kebersihan serta Dinas
Pemakaman dan Pertamanan. Nantinya, tikus akan dikubur di dalam tanah yang
sudah disediakan.
Data Dinas Kesehatan
DKI Jakarta menyebutkan penyakit yang disebabkan oleh tikus dan paling menonjol
dialami warga Jakarta adalah leptospirosis atau penyakit kencing tikus.
Penyakit ini dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani dengan
cepat dan tepat.
3.
B.J. Habibie
B.J. Habibie yang
dikenal sebagai mantan Presiden R.I yang dikenal menerapkan skill rewarding kepada karyawannya. Ia memberikan
reward kepada karyawan yang menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hal ini juga
ditujukan untuk meningkatkan semangat karyawannya. Bentuk penghargaan yang
beliau berikan ialah penghargaan non-moneter. Beliau selalu berusaha memberikan
kelengangan dan membiarkan bawahannya menyampaikan aspirasi mereka. Beliau pun
berusaha untuk mengikuti ide – ide yang dikemukakan oleh bawahannya. Pemberian
penghargaan atau reward penting karena dapat meningkatkan produktivitas dan
mempertahankan karyawan yang berprestasi agar tetap loyal kepada perusahaan.
Pemberian reward
berdasarkan kinerja berupa gaji tergolong dalam extrinsic reward, dimana reward
tersebut berasal dari pekerjaan, tetapi bukan bagian dari pekerjaan. Ada pula
intrinsic reward. Dikatakan intrinsic reward apabila perusahaan atau seorang
pemimpin memberikan otoritas kepada karyawan untuk membuat keputusan sendiri
yang dianggap penting dalam pencapaian target perusahaan, sehingga karyawan
dapat merasa dihargai kemampuannya dalam pembuatan strategi. Intrinsic reward
merupakan bentuk reward yang dinilai seseorang yang berhubungan dengan
pekerjaan. Intrinsic reward meliputi pemberian kesempatan pada pekerja untuk
menyelesaikan suatu tugas dan mencapai tujuan tertentu, memberikan otonomi yang
memungkinkan pekerja melakukan tindakan bebas terbaik dalam situasi tertentu,
dan kesempatan bertumbuh. Bisa dilihat bahwa apapun bentuknya, menghargai
bawahan adalah sesuatu yang penting demi berjalannya dan terwujudnya tujuan
utama perusahan ataupun organisasi. Dengan menghargai bawahan, bawahan akan
merasakan bahwa posisi nya dalam pekerjaannya bukan hanya sekedar karyawan.
Dengan demikian, karyawan akan terdorong untuk memberikan yang terbaik dalam
pekerjaannya dan meningkatkan loyalitas kepada pimpinannya.
4.
Sri Mulyani Indrawati
Sri Mulyani yang saat ini tengah mengemban tugasnya sebagai Menteri Keuangan RI merupakan pemimpin yang tergolong dalam kepemimpinan transaksional. Wanita kelahiran Bandar Lampung ini memegang teguh etika kerjanya dan memiliki integritas yang kuat sehingga terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN. Sri Mulyani juga telah membuktikan bahwa dia mempunyai kualitas-kualitas dan ciri-ciri sebagai pemimpin yang efektif seperti berintegritas, beretika, mempunyai visi dan misi yang jelas, berani membuat tindakan atau keputusan, berani menempuh resiko, memberikan reward dan punishment, membawa dan melakukan perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan bertanggung-jawab dan akuntabel atas keputusannya.
Dalam membuktikan bahwa
Sri Mulyani merupakan sosok transaksional adalah Ia akan memberikan gaji
insentif atau reward kepada pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan yang siap melayani peserta Amnesti Pajak selama tiga bulan, para
pegawai pajak harus bekerja siang-malam melayani masyarakat yang datang ke
kantor pajak. Mereka telah bekerja keras dalam program pengampunan pajak atau
Amnesti Pajak yang dinilai sukses. Ia juga menilai semangat kerja yang tak
terhingga dari karyawan pajak harus diapresiasi.
Meski begitu, perempuan
yang kerap disapa Ani itu akan menyiapkan aturan sebagai landasan pemberian
bonus atau kenaikan tunjangan kerja atas kinerja pegawai Direktorat Jenderal
Pajak. Ia menuturkan, peraturan baru harus tetap mengacu kepada aturan yang
sudah ada. Sebab, dengan begitu, besaran bonus atau kenaikan tunjangan kerja
bisa memadai sehingga memompa semangat kerja para pegawai pajak.
5.
Ignasius Jonan
Ignasius Jonan yang menjabat sebagai presiden sekaligus CEO PT Kereta Api
Indonesia menjadi sosok yang fenomenal. Kereta Api yang selama ini dikenal
memiliki layanan buruk dan tingkat disiplin karyawan yang rendah, dia sulap
menjadi perusahaan yang memiliki pelayanan terbaik dan karyawan dengan
integritas tinggi dengan cara yang dimilikinya.
Untuk mengubah citra
perusahaan memang tak mudah, tetapi Jonan mampu menyelesaikannya dengan baik.
Tak jauh beda dengan pemimpin biasanya, Jonan menerapkan reward dan punishment
bagi karyawannya. Gaji karyawan disesuaikan berdasarkan kontribusi dan
kedudukannya di perusahaan. Bahkan, untuk gaji karyawan level kepala daerah
operasi dia naikkan dari sekitar Rp5 juta menjadi sembilan kali lipat untuk
meningkatkan kinerja karyawannya. Hal tersebut diakui langsung karyawannya. Namun,
dia juga tidak segan memberikan punishment bagi karyawan yang melakukan
pelanggaran dan memiliki kinerja yang buruk. Pilihannya dilempar atau pidana,
tergantung dari tingkat kesalahan yang mereka lakukan. Sebaliknya, bagi yang
berprestasi diberikan bonus atau insentif. Cara inilah yang digunakan Jonan
yang ampuh dalam mengubah kinerja karyawannya dan mengubah citra PT. KAI yang
dipimpinnya.
Dalam kepemimpinannya,
dia mengedepankan keteladanan dimulai dari karyawan. Hal tersebut dilakukan
agar mudah diterapkan ke seluruh karyawan KAI yang tak sedikit jumlahnya itu. Di
bawah kepemimpinannya, sederet penghargaan diraih PT KAI. Untuk prestasi pada produk
manajeman dan jasa, antara lain juara 1 Inovasi Pelayanan Publik BUMN Terbaik,
BUMN Inovasi Terbaik (Best of the Best), juara 1 Inovasi Manajeman BUMN
Terbaik.
6.
Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa dengan Gus Dur merupakan Presiden RI ke empat yang pernah mengukir sejarah di Indonesia. Gus Dur termasuk pemimpin yang transaksional.
Pada bulan pertama
menjadi presiden, Gus Dur menerima gaji dengan amplop coklat ketika dia sedang
duduk bersama Alwi Shihab yang pada saat itu menjabat sebagai menteri luar
negeri dan Arifin Junaidi.
Setelah menandatangani
bukti penerimaan gaji tersebut, Gus Dur menyerahkan amplop berwarna coklat
tersebut yang merupakan gaji pertamanya kepada Alwi Shihab. Ia memberikan
gajinya tersebut kepada Alwi dengan alasan agar menteri luar negeri tersebut
membeli jas yang bagus agar tidak memalukan sebagai menteri luar negeri dengan
bersenda gurau.
Gaji berikutnya Gus Dur
berikan kepada menteri negara riset dan teknologi (menristek), AS Hikam yang
ketika itu sedang di istana. Alasan ia memberikan gajinya sama saja seperti
sebelumnya, yaitu agar Hikam membeli sepatu yang bagus.
Arifin Junaidi merasa
heran dengan tingkah Gus Dur dan menanyakan hal tersebut kepada Gus Dur.
Menjawab pertanyaan tersebut, Gus Dur menjawab bahwa ia tak butuh apa-apa
karena apa yang ia inginkan dan ia butuhkan telah disediakan di istana, oleh
karena itu Gus Dur memberikan gajinya kepada yang membutuhkan.
7.
Muhammad Ridho Ficardo
Muhammad Ridho Ficardo yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Lampung yang menjabat pada periode 2014-2019, pria kelahiran Bandar Lampung ini merupakan gubernur termuda diantara gubernur-gubernur lainnya. Ridho Ficardo dapat dikatakan pemimpin yang tergolong dalam pemimpin transaksional.
Ridho Ficardo sebagai
pemimpin rakyat Lampung, ia sering melakukan kegiatan-kegiatan sosialnya yaitu
membagikan sembako-sembako kepada masyarakat pedalaman di berbagai pedesaan
yang terletak di Provinsi Lampung. Sembako tersebut yaitu untuk keperluan
masyarakat yang berupa minyak goreng, beras, gula, dan lain-lain. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk kepeduliannya terhadap rakyatnya terutama kepada
masyarakat yang kurang mampu di segi perekonomian, hal ini juga ia lakukan
untuk mensejahterakan masyarakat Lampung terutama yang berada di pedesaan yang
sulit untuk mendapatkan bahan-bahan pokok keperluan dapur. Ridho juga sering membagikan gula kepada
masyarakat, terlebih pula karena ia memiliki jaringan bisnis di pabrik gula
yaitu Sugar Group.
Tak hanya itu, Ridho
juga kerap membagikan sembako dan bantuan-bantuan lain kepada masyarakat pasca
bencana. Karena provinsi Lampung seringkali terkena bencana alam seperti banjir
dan gempa. Untuk meringankan beban dan memberikan semangat kepada rakyatnya,
Ridho sering melakukan tinjauan kepada masyarakat Lampung yang menjadi korban
bencana alam dan mencari solusi agar bencana tersebut dapat ditanggulangi agar
tidak terjadi lagi di kemudian hari.
8.
Jalaluddin
Jalaluddin, mungkin namanya tidak sering kita dengar. Jalaluddin yang memiliki hati yang besar ini merupakan Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota Banda Aceh. Dalam hal ini, Jalaluddin dikatakan sebagai pemimpin yang transaksional karena ia memberikan reward kepada enam belas petugas kebersihan atau yang sering disebut dengan pasukan orange Banda Aceh. Penghargaan tersebut berupada piagam penghargaan dan dana pembinaaan. reward diberikan untuk menambah semangat bagi pasukan orange sehingga bisa meningkatkan kinerjanya dalam menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan.
Menurut Jalaluddin, kegiatan
ini merupakan sebuah langkah utama yang penting untuk membiasakan warga kota,
khususnya di lingkungan Banda Aceh untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
lingkungan. Kebersihan itupun tidak bisa
jika hanya digantungkan kepada para petugas kebersihan saja, namun diperlukan
kerja sama atau gotong royong masyarakatndan keinginan untuk sama-sama bekerja,
menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan, agar kota Banda Aceh menjadi kota
yang nyaman dan sehat untuk seluruh warga. Karena kebersihan lingkungan ini
akan menjadi cerminan bagi daerah lain dan generasi penerus untuk tetap menjaga
dan mempertahankan kebersihan lingkungan.
Selain memberikan
penghargaan untuk para petugas kebersihan, Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota
juga memberikan reward bagi sekolah-sekolah terbersih sebagai bentuk apresiasi
dinas kebersihan kepada sekolah-sekolah yang selalu menjaga kebersihan
lingkingan demi kesehatan bersama. Karena sekolah yang bersih akan menciptakan
suasana belajar yang aman dan nyaman bagi seluruh siswa dan tenaga pengajar.
9.
Herry Suhardianto
Herry Suhardianto yang
saat ini menjabat sebagai Rektor Institut Pertanian Bogor sejak tahun 2012 lalu. Institut Pertanian Bogor
(IPB) kembali memberikan apresiasi bagi para Mahasiswa Berprestasi atau yang
sering disebut dengan Mapres Utama IPB 2017.
Rektor IPB, Prof. Dr.
Herry Suhardiyanto dalam arahannya mengatakan, mahasiswa yang berprestasi tidak
hanya menekuni ilmu dalam bidangnya saja, tetapi juga beraktivitas untuk
mengembangkan soft skills-nya agar menjadi lulusan yang mandiri, penuh
inisiatif, bekerja secara cermat, penuh tanggung jawab dan tangguh. Kemampuan
ini dapat diperoleh mahasiswa melalui pembekalan secara formal dalam kurikulum
pembelajaran, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Prestasi yang diraih oleh
mahasiswa di tingkat nasional untuk mendapatkan peringkat, satu, dua dan tiga
merupakan hasil perjuangan dan kerja keras. Sementara itu, dalam era persaingan
bebas dibutuhkan lulusan yang memiliki hard skills dan soft skills yang
seimbang. Oleh karenanya, perguruan tinggi perlu melakukan identifikasi
mahasiswa yang berprestasi dan yang terbaik perlu diberi penghargaan sebagai
Mapres.
Pendidikan memang hal
yang utama yang sangat berpengaruh terhadar masa depan seseorang. Karena melalui
mendidikan, kita dapat mewujudkan masa depan yang lebih baik, dan memperbaiki
kehidupan sosial kita. Untuk itu, Rektor
IPB memberikan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi untuk lebih semangat
lagi dalam menimba ilmu.
10.
Satria Bangsawan
Prof. Dr. Hi. Satria
Bangsawan, S.E., M.Si., siapa yang tak kenal dengan sosok beliau ini. Tentu
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung sangat mengenal
beliau. Bapak Satria merupakan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis saat ini.
Dekan FEB ini dapat dikatakan sebagai pemimpin yang transaksional.
Dalam kegiatan rutin
Fakultas Ekonomi dan Bisnis di hari Jum’at yaitu Jum’at bersih, kegiatan ini
dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa FEB
dari berbagai dan jurusan dan juga petugas kebersihan FEB, bahkan Dekan beserta
jajarannya pun ikut serta dalam kegiatan ini. Kegiatan Jum’at Bersih ini
bertujuan untuk menumbuhkembangkan sifat kecendikiawanan seluruh mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis juga unutk
meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar FEB. Dalam kegiatan ini, Bapak Satria selalu memberikan
penghargaan berupa uang kepada mahasiswa dan mahasiswi yang datang lebih dulu
dari yang lain, sebagai bentuk apresiasinya terhadap mahasiswa yang rajin dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan Jum’at Bersih. Penghargaan ini juga
ditujukan untuk memicu mahasiswa dan mahasiswi lain untuk datang lebih pagi dan
bersemangat dalam mengikuti kegiatan ini.
Tak hanya memberikan
penghargaan, Dekan FEB juga tak segan-segan memberikan punishment kepada
mahasiswa yang datang terlambat dan tidak menggunakan atribut seperti baju angkatan dan nametag. Hal ini ditujukan
untuk menimbulkan efek jera terhadap kesalahan yang diperbuatnya. Dan
menjadikan mahasiswa tersebut menjadi mahasiswa yang lebih baik dan menaati
peraturan yang telah diterapkan.
Comments
Post a Comment