Contoh Pemimpin Transformasional di Bidang Sosial
Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi bawahan atau kelompok untuk bekerja sama mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.
Menurut O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Menurut Bass (1998) dalam Swandari (2003) mendefinisikan bahwa kepemimpinan transformasional sebagai pemimpin yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi bawahan dengan cara-cara tertentu. Dengan penerapan kepemimpinan transformasional bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pimpinannya. Pada akhirnya bawahan akan termotivasi untuk melakukan lebih dari yang diharapkan.
Menurut O’Leary (2001) kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang digunakan oleh seseorang manajer bila ia ingin suatu kelompok melebarkan batas dan memiliki kinerja melampaui status quo atau mencapai serangkaian sasaran organisasi yang sepenuhnya baru. Kepemimpinan transformasional pada prinsipnya memotivasi bawahan untuk berbuat lebih baik dari apa yang bisa dilakukan, dengan kata lain dapat meningkatkan kepercayaan atau keyakinan diri bawahan yang akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja.
Berdasarkan pengertian tersebut, ternyata di negara kita tercinta ini banyak pemimpin yang tergolong transformasional. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Joko Widodo
Joko Widodo atau kerap
disapa dengan panggilan Jokowi, merupakan Presiden RI masa jabatan 2015-2019.
Sosok Jokowi adalah sosok pemimpin yang cerdas dan pandai dalam memimpin negara
Indonesia dengan gaya kepemimpinannya. Jokowi mampu mempengaruhi anak buahnya
dengan caranya sendiri. Dengan menyatukan model kepemimpinan budaya Jawa yang
dengan lesehan, berani, moralis, demokratis, dan karismatis, sehingga beliau
disegani, disayangi, dihormati oleh rakyatnya.
Selama menjalani
perannya, Jokowi juga dikenal dengan
pemimpin yang sangat merakyat dengan cara “blusukan”. Seperti blusukan
perdana yang dilakukan oleh Jokowi selama menjabat menjadi presiden yaitu mengunjungi
korban erupsi Gunung Sinabung yang mengungsi di Kabanjahe, Kabupaten Karo,
Sumatera Utara. Jokowi juga tak segan berjalan jauh untuk menemui warga. Selain
itu Jokowi juga sering mengunjungi pesantren sebagai wujud kepeduliannya
terhadap para santri yang ada di Indonesia.
Jokowi terus melakukan
kegiatan-kegiatan sosialnya dengan gaya kepemimpinan yang ia miliki. Hal inilah
yang menjadikan Jokowi sebagai pemimpin transformasional. Ia mampu mempengaruhi
karyawannya dan rakyatnya. Sehingga tidak sedikit masyarakat yang sangat
antusias dengan Jokowi dan memiliki loyalitas yang tinggi terhadap Jokowi.
Ridwan Kamil yang
menjabat sebagai Wali Kota Bandung tergolong dalam pemimpin yang transformasional
karena beliau adalah sosok yang inovatif dan bisa merangsang serta menginspirasi
pengikutnya, baik untuk mencapai sesuatu yang tidak biasa dan dalam prosesnya,
mengembangkan kapasitas kepemimpinannya sendiri.
Ridwan Kamil merupakan
pemimpin yang aktif di media sosial. Suatu ketika ia pernah mendapatkan
seseorang yang mengunggah foto di akun instagram sedang berpose berdiri di atas
kursi taman di kawasan Braga, Bandung. Sontak ia pun menegur orang tersebut
melalui instagram miliknya. Kemudian seseorang yang mengunggah foto tersebut
meminta maaf kepada Wali Kota Bandung tersebut. Namun, Ridwan Kamil yang kerap
disapa dengan Kang Emil ini memberikan maaf yang bersyarat kepada orang
tersebut karena telah merusak fasilitas umum. Seperti yang telah kita ketahui
pada saat puncak perhelatan acara Konferensi Asia Afrika di Bandung, 2016 lalu,
sejumlah fasilitas umum yang ada di Kota Bandung banyak yang rusak. Kondisi
fasilitas umum yang rusak di Bandung usai KAA ini akibat diinjak-injak oleh
ratusan warga yang antusias melihat acara bertaraf internasional yang digelar
10 tahunan itu.
Kang Emil memberikan
syarat kepada orang tersebut dengan memintanya untuk mengepel Jalan Braga. Ngepel
Braga awalnya merupakan hukuman untuk sejumlah warga Bandung yang mengunggah
foto berdiri di kursi, menginjak pot kembang atau merusak fasilitas lainnya di
trotoar Jalan Merdeka dalam peringatan Konferensi Asia-Afrika (KAA) lalu. Namun
akhirnya kegiatan ngepel Braga menjadi kegiatan bersama warga Bandung untuk
menjaga keindahan dan kebersihan Braga.
3.
Tri Rismaharini
Gambar di atas merupakan foto Tri Rismaharini yang dikenal sebagai Wali Kota Surabaya ketika menjadi pembicara dalam acara Dialog Empat Pilar Kebangsaan di Aula Garuda Mukti, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Hal menarik yang disampaikan Risma adalah tentang pentingnya keteladanan dan pendekatan kemanusiaan dalam kepemimpinan. Menurutnya, rakyat selalu membutuhkan keteladanan dari pemimpin dan pendekatan manusiawi untuk mereka.
Risma pantas mengemukakan
soal kepemimpinan dengan pendekatan manusiawi itu, karena memang dia sudah
melakukan atau mempraktekkannya. Dalam menata kota Surabaya yang dipimpinnya,
Risma memanusiawikan warganya. Tidak ada warga yang digusur terlantar akibat
penataan kota.
Dia juga kerap
memanusiawikan warganya. Suatu ketika dia menemukan orang tua kena stroke, yang
dibuang di depan Puskesmas. Risma merawat orang tua itu di Lingkungan Pondok
Sosial Keputih. Namun, setelah sembuh pria itu justru menolak dipulangkan,
karena memang sudah tidak dikehendaki keluarganya.
Selain itu, Risma juga
pernah turun ke jalan raya untuk mengatur lalu lintas dikarenakan tidak adanya
aparat yang mengaturlalu lintas tersebut, akhirnya Risma pun turun tangan ke
jalan untuk mengatur kendaraan yang lalu lalang. Pemimpin yang seperti inilah
yang dibutuhkan oleh rakyat, bukan hanya sekedar duduk dibelakang meja
seolah-olah menutup mata terhadap penderitaan rakyat.
Hamim pou adalah bupati
Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Sebelum menjadi bupati, ia adalah seorang
wartawan yang mendirikan Koran Harian Gorontalo pada tahun 2000.
Sebagai bupati, Hamim
Pou telah melakukan perubahan besar di daerahnya, Bone Bolango. Di masa
kepemimpinannya Hamim telah melakukan pembangunan kabupaten Bone Bolango dengan
segala keterbatasan yang ada. Bone Bolango yang pada awal kepemimpinan Hamim
Pou hanya harus menyewa rumah-rumah warga untuk dijadikan sebagai kantor-kantor
dinas. Hal tersebut membuat warga terkadang merasa kesulitan jika harus berurusan
dengan dinas, tetapi saat ini telah terbangun puluhan kantor dinas yang siap
memberikan pelayanan publik.
Di masa kepemimpinan
Hamim Pou, jumlah penduduk miskin Bone Bolango mengalami penurunan dan
menjadikan Bone Bolango kabupaten peringkat kedua terendah di provinsi
Gorontalo. Indeks Pembangunan Manusia Bone Bolango pun menjadi peringkat kedua
tertinggi di Provinsi Gorontalo. Hamim Pou pun berhasil menurunkan angka
pengangguran di kabupaten Bone Bolango dan mendorong peningkatan pertumbuhan
ekonomi.
Hamim Pou juga
melakukan kegiatan-kegiatan sosial kepada warganya sebagai bentuk rasa kasih
sayangnya terhadap warganya. Salah satunya yaitu memberikan kursi roda kepada
para penyandang cacat, ia berharap dengan bantuan kursi roda ini dapat membantu
dan bermanfaat untuk meringakan beban penyandang cacat maupun penderita lumpuh
tersebut untuk bisa menjalani hidupnya dengan baik.
5.
Ganjar Pranowo
Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah yang memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap rakyatnya. Ganjar tengah menjenguk Silvia yang mengandung empat janin yang ingin bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Senyum sumringah keluar
dari pasangan suami istri dokter Silvia Julianti dan Agus A Mile. Mereka tak
menyangka keinginannya yang hanya disampaikan melalui media sosial twitter
ternyata diwujudkan Ganjar Pranowo. Melihat gubernur berambut putih itu
benar-benar datang, pasangan suami istri ini terus tersenyum dengan mata
berkaca-kaca karena terharu.
Kehadiran Ganjar itu
sungguh menyempurnakan kebahagiaan di keluarga kecilnya Agus. Sebab kehamilan
ini sudah ditunggu sejak delapan tahun terakhir melalui program bayi tabung di
Jakarta. Agus menceritakan, ia dan istrinya sudah berupaya untuk mendapatkan
keturunan dengan berbagai cara dan baru terwujud sekarang. Saat ditengok
Ganjar, pasangan suami istri itu kemudian meminta agar Ganjar memberikan nama
pada ketiga janin yang diperkirakan dua berjenis kelamin laki-laki dan satu
perempuan.
Setelah mewujudkan
keinginan Silvia, Ganjar mengatakan bahwa memang ada sejumlah permintaan
masyarakat yang disampaikan melalui media sosial yang unik-unik dan aneh. Namun,
ia menganggap hal itu adalah tentang kemanusiaan, kekerabatan dan relasi sosial
sebagai bentuk antusiasme rakyat Jateng
terhadap dirinya.
6.
Alex Noerdin
Alex Noerdin yang dikenal sebagai Gubernur Sumatera Selatan kerap dijuluki dengan Bapak Sekolah Gratis Indonesia. Berawal dari Muba, Alex Noerdin dipercaya sebagai Bupati Muba mulai tahun 2001. Keinginannya untuk bisa menyekolahkan masyarakat dari semua golongan dapat terwujud melalui program pendidikan gratis di Muba. Ketika nasional baru mencanangkan pendidikan gratis, Alex Noerdin bahkan telah makin jauh membuat program dengan pendidikan gratis bermutu. Ini terbukti banyaknya alumni SMA Muba yang bisa mendapatkan nilai terbaik dan diterima pada universitas-universitas terbaik di Indonesia.
Setelah berhasil
pendidikan gratisnya di Muba, Alex Noerdin kembali melebarkan programnya untuk
seluruh masyarakat Sumsel setelah terpilih menjadi Gubernur Sumsel pada periode
2008-2013. Delapan puluh satu hari menjabat sebagai Gubernur Sumsel, Alex
Noerdin langsung memenuhi janjinya memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat
Sumsel. Bahkan karena cepatnya memenuhi janji kampanye, program pendidikan
gratis ini mendapat rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).
Alex Noerdin mengatakan
bahwa program pendidikan gratis itu bukan hanya slogannya untuk menjadi
gubernur Sumsel pada 2007 lalu. Tetapi itu merupakan suatu keinginan dan
kepeduliannya untuk menyelamatkan warga dalam lilitan kemiskinan.
Selain memberikan dan
mencanangkan pendidikan gratis, Alex juga mencanangkan berobat gratis di
sekolah-sekolah negeri dan swasta untuk menjaga dan menjamin kesehatan generasi
penerus bangsa.
7.
Syahrul Yasin Limpo
Syahrul Yasin Limpo sebagai Gubernur Sulawesi Selatan memiliki gaya kepemimpinan transformasional di bidang sosial yaitu memberika SPP gratis kepada mahasiswa yang kurang mampu di berbagai perguruan tinggi.
Pendidikan gratis bagi
pelajar SD, SMP bahkan SMA sudah lazim didengar. Apalagi pemerintah pusat
memang sudah menganggarkannya. Namun tidak demikian untuk perguruan tinggi.
Sampai saat ini, baru Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang membiayai
pendidikan untuk mahasiswa. Program bernama SPP gratis bagi mahasiswa ini
pertama kali diluncurkan 2013 lalu.
Terobosan Pemprov
Sulsel itu mampu menjawab kesulitan masyarakat yang tidak mampu melanjutkan
pendidikan anaknya hingga jenjang perguruan tinggi. Memang program ini tidak
menyeluruh, hanya bagi mahasiswa semester I tahun ajaran 2013/2014 dengan
besaran Rp1 juta per mahasiswa. Tujuan SPP gratis ini terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Tidak ingin program
ini hanya terpaku pada pembiayaan semester I, Syahrul mengajak bupati/wali kota
se-Sulsel untuk melanjutkan program ini.
Memang perekonomian
menjadi faktor utama dalam melanjutkan ke perguruan tinggi atau tidak. Namun,
dengan adanya SPP gratis ini pemerintah memberikan kesempatan kepada
putra-putri bangsa untuk tetap mengenyam pendidikan yang sama dengan yang lain
sehingga mereka dapat mewujudkan masa depannya dan meneruskan masa depan negara
dengan baik dengan pendidikan.
8.
Nurdin Abdullah
Nurdin Abdullah saat ini menjabat sebagai Bupati Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sebelum kepemimpinan Nurdin Abdullah, Kabupaten Bantaeng hanya dipandang sebelah mata dibanding 23 kabupaten di Sulawesi Selatan. Namun, sejak tahun 2009, Bantaeng menjadi daerah yang cukupmenonjol. Awal-awal memimpin, Nurdin mengakui banyaknya persoalan di daerahnya. Mulai dari infrastruktur, kemiskinan, pengangguran, banjir rutin setiap tahun dan layanan publik. Pelan-pelan masalah-masalah itu dapat diatasi. Di rumah dinas dan rumah pribadi Nurdin, siapa pun warga Bantaeng bebas masuk ke dalam rumah tanpa ada hambatan. Baik untuk mengadu atau sekadar mengusulkan program.
Bupati yang menjunjung
tinggi filosofi Jepang pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan perbuatan
ini juga berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan warganya. Di Bantaeng,
setiap warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan gratis, cukup menghubungi
call center 113, maka dokter dan perawat beserta mobil ambulans akan segera
menjemput pasien di rumahnya.
Dengan Brigade Siaga
Bencana (BSB), Nurdin menyiagakan 24 jam, 20 dokter, 16 perawat dan 8 unit
mobil ambulans berfasilitas emergency hibah dari Jepang. Selain itu pula, BSB
Bantaeng juga menyiagakan 11 unit mobil pemadam kebakaran berstandar
Internasional, yang kemampuannya melebihi armada yang dimiliki Dinas Damkar
Makassar. Bahkan, mobil ambulans milik Pemerintah Kabupaten Bantaeng kerap
dipinjamkan di kabupaten tetangga bilamana ada pasien yang akan dirujuk ke
Makassar.
9.
Anies Baswedan
Anies Baswedan, mantan
menteri pendidikan dan kebudayaan yang saat ini menjadi Gubernur DKI Jakarta masa jabatan 2017-2022. Pada saat
terjadi banjir di daerah Jakarta, Anies mengunjungi korban banjir, ia langsung
melihat kondisi rumah warga yang terendam air hingga setinggi pinggang orang
dewasa. Anies berjalan menyusuri perumahan warga yang terendam. Dalam kunjungan
tersebut Anies menyalami warga dan mendengarkan keluhan dari warganya mengenai banjir
luapan sungai Ciliwung yang terjadi rutin setiap tahun di pemukiman mereka.
Banjir besar terjadi dalam siklus lima tahunan. Bahkan, mantan Mendikbud itu
rela berbasah-basahan dengan terjun langsung ke rumah warga yang terkena
banjir. Kunjungan Anies bukan mengatasnamakan Gubernur DKI Jakarta, tetapi
sebagai rasa kemanusiaan. Menjawab keluhan warganya, Anies akan mencari solusi untuk
warganya agar tidak terjadi banjir.
Anies menilai banjir
merupakan masalah yang tidak sederhana bagi warga Jakarta. Untuk itu warga yang
rumahnya terbebas dari banjir diminta untuk memberi kepedulian terhadap sesama.
Tak hanya itu, Anies
juga mengajak warga sekitar rumahnya di Lebak Bulus untuk selalu bersiaga
mengatasi banjir. Anies berpesan warga harus siaga, tanggap, dan galang. Menurutnya,
penyebab utama banjir adalah air yang tidak meresap dengan baik. Dia meminta
warga selalu bergotong royong membersihkan sampah. Karena banyak warga yang
masih belum memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga
ketika hujan turun, sampah tersebut menyumbat aliran air dan terjadi banjir.
Anies juga meminta kepada warga
agar tidak bekerja sendiri. Mereka harus bekerja sama agar Jakarta terbebas
dari banjir.
10. Hasto Wardoyo
Hasto Wardoyo merupakan Bupati Kulon Progo, DI Yogyakarta. Warga Kulon Progo wajib bangga memliki pemimpin yang berbeda dari yang lain. Di bawah pimpinan sang bupati bernama Hasto Wardoyo, Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu daerah yang paling maju dan prestisius di Indonesia. Ia melakukan banyak sekali gebrakan maut yang mampu membuat masyarakat Kulon Progo bersyukur luar biasa dengan keadaannya yang sekarang.
Hasto Wardoyo merupakan Bupati Kulon Progo, DI Yogyakarta. Warga Kulon Progo wajib bangga memliki pemimpin yang berbeda dari yang lain. Di bawah pimpinan sang bupati bernama Hasto Wardoyo, Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu daerah yang paling maju dan prestisius di Indonesia. Ia melakukan banyak sekali gebrakan maut yang mampu membuat masyarakat Kulon Progo bersyukur luar biasa dengan keadaannya yang sekarang.
Selama menjalani perannya sebagai Bupati Kulon Progo, Hasto Wardoyo berupaya mengentaskan kemiskinan di daerahnya dan hasilnya pun sudah terlihat. Di tahun 2014 kemarin angka kemiskinan di daerahnya turun dari 22,54 persen menjadi 16,74 persen. Banyak program-programnya yang terbukti mendorong kemiskinan makin turun tiap tahunnya. Diperkirakan jika kondisinya tetap stabil seperti sekarang ini, maka angka kemiskinan Kabupaten Kulon Progo akan kecil sekali.
Selain itu, Hasto juga
menerapkan program anti rokok di daerahnya. Tak menampik fakta jika deretan
perusahaan rokok di negeri ini menyumbang banyak sekali ke kas daerah. Entah
lewat iklan-iklan billboard sampai produksi rokoknya sendiri. Sayangnya, hal
ini juga berimbas pada moral serta kesehatan masyarakat. Hasto sendiri bukan
tipe orang yang suka melakukan apa pun untuk memperkaya daerahnya. Yang
diperhatikannya justru aspek yang lebih fundamental yakni moral dan kesehatan.
Ia sangat sadar bahwa rokok merupaka hal
yang pertama paling utama dalam merusak generasi bangsa. Alhasil, ketika kita
mampir ke Kabupaten Kulon Progo hampir tak ada yang namanya iklan rokok atau
semacamnya. Bahkan sudah berkali-kali perusahaan rokok mendatanginya dengan
tujuan numpang iklan saja. Namun, lagi-lagi sang Bupati menolak ini dengan
alasan rokok akan berpengaruh besar kepada moral dan kesehatan masyarakat.
Bicara tentang
kesehatan, Hasto Wardoyo juga mencanangkan program kesehatan untuk rakyat kecil
tanpa memandang bulu. Sudah sejak lama ia memberlakukan program free of charge
bagi siapa pun warga yang sakit, dengan nilai mencapai lima juta rupiah per
orang. Program ini berlaku kepada siapa saja tanpa pandang bulu. Tak hanya
bebas biaya, Hasto juga memberikan kebebasan layanan kesehatan tanpa dibedakan
menurut kelas. Jadi, rakyat miskin juga bisa diurus di kamar-kamar kelas I dan
juga VIP ketika kelas lainnya penuh.
Ibarat pahlawan tanpa
nama, Harto terus bekerja membuat Kabupaten Kulon Progo melesat tanpa banyak orang
tahu kiprahnya seperti apa, meskipun tak banyak mata kamera yang menyentuh
Kabupaten Kulon Progo.
Itulah tadi contoh pemimpin transformasional menurutku. Semoga dapat membantu teman-teman semua. Salam cerdas :)
Comments
Post a Comment